Kita
semua pasti telah mengetahui bahwa operasi perkalian atau pembagian suatu
persamaan matematik bisa sederhana menjadi operasi penjumlahan atau
pengurangan, jika dikenakan fungsi logaritma pada persamaan tersebut. Misalkan
untuk menghitung 105x107, jika dikenakan operasi
logaritma, maka akan menjadi persamaan . Ruas kanan nampak lebih
mudah dihitung dengan kalkulator karena hanya proses penjumlahan saja, bukan?
Setelah melakukan proses penjumlahan ini, lalu kita bisa tahu jawaban perkalian
105x107 , yaitu dengan melakukan proses kebalikan dari
fungsi logaritma tadi.
Seperti di
atas, dengan proses transformasi Laplace, kitapun bisa menyederhanakan
perhitungan suatu persamaan matematika yang mengandung operasi turunan/diferensial
atau integral menjadi persamaan yang berisi perkalian atau pembagian biasa.
Persamaan kalkulus yang rumit tersebut bisa diubah (ditransformasikan) menjadi
persamaan aljabar biasa. Inilah salah satu letak keunggulan transformasi
Laplace.
Tranformasi
Laplace dari suatu fungsi f(t), yang ditulis dengan notasi , terdefinisikan
sebagai berikut:
dengan s
adalah bilangan kompleks.
Biasanya
untuk beberapa fungsi f(t), sudah ada orang yang pernah menghitung fungsi
padanannya, sehingga kita tidak perlu susah-susah lagi untuk melakukan
pengintegralan dari definisi di atas. Fungsi hasil tranformasi ini, yaitu F(s),
dinamakan fungsi bayangan dari fungsi asal f(t). Di dalam teknik
kendali/elektronika, seringkali varibel t dari fungsi asal ini adalah variabel
waktu (time-domain), dan s dari fungsi bayangan adalah frekuensi
(frequency-domain).
Tabel
di bawah ini adalah beberapa fungsi bayangan dari fungsi asal setelah proses
transformasi Laplace yang dihitung dari definisi di atas.
Tabel 1.
Fungsi asal padanan fungsi bayangannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar